Said Abdullah Serukan Indonesia Desak PBB untuk Sanksi Israel
admin
Tokoh Politik Said Abdullah Angkat Suara Soal Krisis Kemanusiaan di Palestina
Konflikantara Israel dan Palestina yang terus berlangsung tanpa henti kembali menarik perhatian dunia. Di tengah eskalasi kekerasan yang kian meningkat, berbagai tokoh dari berbagai penjuru dunia angkat bicara, termasuk dari Indonesia. Salah satunya adalah politisi senior dan Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, yang dengan lantang menyerukan agar Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera menjatuhkan sanksi tegas terhadap Israel.
Seruan ini bukan tanpa alasan. Menurut Said Abdullah, tindakan Israel yang membabi buta dalam serangan ke wilayah sipil di Gaza, termasuk rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah, telah jauh melampaui batas kemanusiaan. Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dan sebagai bangsa yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan, dinilai punya tanggung jawab moral dan politik untuk bersikap lebih tegas.
Latar Belakang Ketegangan Israel-Palestina yang Makin Memanas
Konflik yang Tak Kunjung Usai
Konflik Israel dan Palestina telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. Meskipun berbagai perjanjian damai telah coba dilakukan, mulai dari Oslo Accords hingga Resolusi Dewan Keamanan PBB, situasi di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Kekerasan bersenjata, blokade ekonomi, hingga pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka di Tepi Barat dan Yerusalem Timur terus berlangsung.
Serangan Terbaru Israel di Gaza
Sejak awal 2024, situasi di Gaza semakin memburuk. Serangkaian serangan udara Israel menghantam berbagai lokasi padat penduduk, menewaskan ribuan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan. Akses terhadap bantuan kemanusiaan semakin terbatas akibat blokade total yang diberlakukan Israel terhadap wilayah tersebut. Laporan dari LSM dan badan internasional seperti Human Rights Watch dan Amnesty International menyebutkan adanya indikasi pelanggaran hukum humaniter internasional oleh militer Israel.
Oplus_16908288
Kecaman Dunia Internasional
Berbagai negara telah mengecam tindakan Israel, termasuk beberapa negara Eropa seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia yang bahkan telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Di tengah seruan global untuk gencatan senjata dan penyelidikan independen, Said Abdullah mendesak agar Indonesia mengambil langkah konkret di tingkat internasional, salah satunya dengan mendesak PBB untuk menjatuhkan sanksi resmi terhadap Israel.
Seruan Tegas Said Abdullah kepada Pemerintah Indonesia
Desakan untuk Aksi Diplomatik Keras
Dalam pernyataan resminya kepada media, Said Abdullah menyatakan bahwa Indonesia tidak boleh hanya berhenti pada sikap normatif berupa kecaman. Menurutnya, sudah saatnya pemerintah mengambil langkah nyata melalui diplomasi internasional, baik melalui Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, maupun organisasi kawasan seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
“Kita tidak cukup hanya mengutuk. Indonesia harus mendorong PBB untuk bertindak nyata, termasuk menjatuhkan sanksi ekonomi dan militer kepada Israel yang terbukti melanggar hukum internasional dan membantai warga sipil Palestina,” ujar Said Abdullah.
Peran Strategis Indonesia di Dunia Internasional
Said Abdullah juga menyoroti posisi Indonesia yang saat ini menjadi anggota aktif berbagai organisasi internasional. Ia menilai, Indonesia punya posisi strategis untuk menggalang dukungan negara-negara dunia ketiga dan mayoritas Muslim dalam mendesak PBB bersikap tegas.
“Indonesia bukan negara kecil. Kita punya pengaruh. Kita harus gunakan kekuatan diplomasi kita untuk menjadi suara rakyat Palestina yang selama ini ditindas,” tegasnya.
Implikasi Sanksi PBB terhadap Israel
Apa yang Dimaksud dengan Sanksi PBB?
Sanksi PBB adalah tindakan kolektif yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan atau Majelis Umum PBB terhadap suatu negara yang dianggap melanggar hukum internasional atau mengancam perdamaian dunia. Bentuk sanksi ini bisa berupa embargo senjata, pembekuan aset, larangan perjalanan, hingga sanksi ekonomi.
Potensi Dampak terhadap Israel
Jika PBB benar-benar menjatuhkan sanksi terhadap Israel, maka dampaknya akan sangat signifikan, terutama di sektor ekonomi dan militer. Israel yang selama ini mengandalkan bantuan internasional dan kerja sama perdagangan, termasuk dengan negara-negara Barat, bisa terisolasi secara diplomatik.
Namun, realisasi sanksi ini tidak mudah. Salah satu kendala terbesar adalah keberadaan hak veto dari negara-negara seperti Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB yang selama ini dikenal sebagai pendukung kuat Israel.
Dukungan dari Masyarakat dan Tokoh Nasional Lainnya
Gelombang Solidaritas untuk Palestina
Seruan Said Abdullah mendapat sambutan hangat dari berbagai elemen masyarakat. Gelombang solidaritas untuk Palestina kian kuat di Indonesia. Aksi damai, penggalangan dana, hingga demonstrasi di berbagai kota menunjukkan bahwa isu Palestina bukan hanya soal agama, tetapi juga soal kemanusiaan dan keadilan universal.
Tokoh Lain yang Ikut Bersikap
Tak hanya Said Abdullah, sejumlah tokoh nasional juga ikut bersuara. Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir, hingga tokoh-tokoh NU juga menyuarakan sikap serupa. Mereka mendorong pemerintah agar lebih aktif dalam diplomasi internasional untuk mendesak penghentian kekerasan dan pengakuan kemerdekaan Palestina.
Tantangan Diplomasi Indonesia dalam Mendorong Sanksi
Tantangan di Dewan Keamanan PBB
Meskipun Indonesia memiliki pengaruh di dunia internasional, namun upaya untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel menghadapi tantangan besar, terutama di Dewan Keamanan PBB. Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara Eropa dikenal memiliki hubungan diplomatik dan ekonomi yang sangat erat dengan Israel. Amerika Serikat secara khusus sering menggunakan hak veto-nya untuk menggagalkan resolusi yang dinilai merugikan Israel.
Strategi Alternatif: Majelis Umum dan OKI
Menyadari keterbatasan di Dewan Keamanan, Said Abdullah mendorong pemerintah untuk memaksimalkan jalur Majelis Umum PBB dan Organisasi Kerja Sama Islam. Meskipun resolusi Majelis Umum tidak bersifat mengikat, tetapi secara moral dan politik bisa memberikan tekanan internasional yang signifikan terhadap Israel.
Posisi Politik Luar Negeri Indonesia: Konsisten Dukung Palestina
Sejak Era Presiden Soekarno
Sejak era Presiden Soekarno, Indonesia secara konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Bahkan, Indonesia termasuk salah satu negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel hingga saat ini. Prinsip tersebut terus dijaga oleh pemerintahan-pemerintahan berikutnya, termasuk di era Presiden Joko Widodo.
Diplomasi Proaktif di Era Jokowi
Di era Jokowi, Indonesia beberapa kali menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan Israel, baik dalam forum PBB maupun OKI. Menlu Retno Marsudi menjadi salah satu diplomat paling vokal dalam mendesak dunia untuk bertindak adil terhadap Palestina. Namun, dorongan Said Abdullah agar pemerintah melangkah lebih jauh dengan menuntut sanksi, menjadi catatan penting dalam memperkuat diplomasi Indonesia.
Seruan untuk Solidaritas Global dan Aksi Nyata
Tekanan Publik Internasional Sangat Diperlukan
Said Abdullah menekankan bahwa solidaritas dunia sangat penting untuk menghentikan penjajahan terhadap Palestina. Masyarakat internasional, termasuk LSM, media global, dan pemimpin dunia harus bersatu menekan Israel untuk menghentikan agresi dan membuka ruang bagi solusi damai.
“Dunia tidak boleh membiarkan kejahatan kemanusiaan ini terus terjadi. Kita harus berdiri di sisi keadilan,” tegasnya.
Harapan untuk Generasi Muda Indonesia
Said juga berpesan kepada generasi muda Indonesia untuk tidak apatis terhadap isu Palestina. Menurutnya, dukungan rakyat Indonesia, terutama generasi muda yang aktif di media sosial, sangat berperan dalam membentuk opini global. Ia berharap lebih banyak mahasiswa, aktivis, dan influencer menggunakan platform mereka untuk menyuarakan kebenaran.
Penutup: Saatnya Indonesia Memimpin Suara Keadilan
Seruan Said Abdullah agar Indonesia mendesak PBB untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel adalah cerminan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan global. Di tengah dunia yang sering kali bungkam terhadap kekerasan di Palestina, Indonesia diharapkan bisa menjadi pemimpin dalam menyuarakan perjuangan bangsa yang tertindas.
Diplomasi bukan sekadar retorika, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk aksi nyata, termasuk mendorong sanksi, pemboikotan, dan pengakuan atas hak rakyat Palestina untuk hidup merdeka di tanah air mereka sendiri. Dunia sedang mengawasi, dan sejarah akan mencatat siapa yang berdiri di sisi kebenaran.